02 Oktober 2009

Bertanya pada Al-Quran

Oleh SUKRON ABDILAH
“Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS Al-Baqarah [2]: 2)

Sejatinya kamu tidak ragu ketika membaca Al-Quran. Makna yang terkandung didalamnya, sangat mencerahkan sekali. Apa pun rasa penasaran yang bersemayam di dada, jawabannya bisa kamu temukan dalam kitab Al-Quran. Kitab suci ini menurut M Quraish Shihab memuat jawaban atas masalah yang terjadi saat diturunkan di negeri Arab. Namun, meski telah berusia seribu tahun lebih, Al-Quran masih bisa dijadikan panduan untuk menjawab persoalan-persoalan kekinian.

Kondisi bangsa Arab sebelum kedatangan Islam kacau balau, baik dari segi pemerintahan, sosial-budaya dan moralitas. Kesemrautan dari segi pemerintahan, misalnya, ada banyak qabilah (suku/ etnis) yang tidak bersatu padu. Qabilah yang terbesar dan terkuatlah yang akan menguasai qabilah yang lebih kecil sekaligus pemegang tampuk kekuasaan tertinggi di daerah Arab. Kerusakan moral masyarakat Arab dikenal dengan istilah jahiliyah. Jahiliyah-nya masyarakat Arab disamping musyrik, juga penyimpangan nilai yang menjauh dari ciri masyarakat bermoral. Misalnya, freesex (seks bebas, kekejaman rumah tangga (termasuk penganiyan terhadap budak), pembunuhan dengan sebab yang sepele, pencurian, mabuk-mabukan de-es-be. Nah, kehadiran Al-Quran di muka bumi adalah sebagai pusaka berharga yang mampu membenahi kejahiliyahan warga Arab.

Jika kita mengamati secara seksama, justru salah satu kemukzijatan Al-Quran adalah keterkaitan pesan-pesan teks dalam memproduksi hukum baru untuk menyelesaikan persoalan di masayarakat. Di manapun dan kapanpun. Al-Quran adalah kitab yang dapat menyesuaikan, yang dijadikan untuk memecahkan suatu masalah. Sebagai pedoman hidup umat Islam, Al-Quran akan selalu menjawabnya. Kemampuannya menjawab berbagai persoalan memang harus di dukung dengan ilmu-ilmu lainnya ('ulumul-quran) sebagai alat untuk menafsirkannya. Jadi, jelaslah bahwa kedinamisan Al-Quran adalah salah satu bukti keunggulannya atau mukjizat tak terhingga.

Yakinlah bahwa Al-Quran itu merupakan petunjuk bagimu, sebagaimana Allah Swt. mengenalkan Al-Quran kepada manusia sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Adapun bagi orang yang tidak mengerti bahasa Al-Quran solusinya bertanya pada yang mampu (orang taqwa dan berilmu). Maka disanalah Al-Quran sebagai petunjuk manusia, kendati kamu tidak mengerti bahasanya (jika tidak mampu ilmunya).

“Apakah belum tiba waktunya bagi orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan mengingat kebenaran apa yang diturunkan-Nya (al-Qur'an) dan janganlah mereka seperti ahli kitab sebelum mereka, telah lama mereka berpisah dari ajaran Nabinya, sehingga hati mereka menjadi kasar (tidak tembus cahaya kebenaran), dan kebanyakan mereka menjadi orang fasik.” (QS Al-Hadid: 16).

Al-Quran sebagai mukjizat tidak akan bisa dikalahkan oleh kitab manapun. “Kami bukan menurunkan al-Qur'an kepadamu untuk menyusahkan dirimu. Melainkan menjadi peringatan bagi orang yang takut Tuhannya. Dia turun dari dzat yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi Ar-Rahman (Allah) itu bersemayam di atas singgasana 'arsy. Kepunyaan-Nya segala apa yang ada di antara keduanya, dan apa-apa yang ada di bawah petala bumi. Jika engkau keraskan perkataan, Dia mengetahui apa yang dirahasiakan dan apa yang lebih tersembunyi. Allah, tidak ada tuhan kecuali Dia. Bagi-Nya ada beberapa nama yang indah.” (QS Thaha: 1-8).

Jadi, Al-Quran adalah pedoman hidup umat Islam sepanjang zaman, pusaka tersakti yang dimiliki kaum Muslimin. Di dalamnya ada semangat hidup yang terus mengarungi ruang dan waktu. Maka berpegang teguhlah kepada kitab Allah yang mulia, agar hidupmu sejalan dengan Islam. Alhasil sampai pada tujuan akhir yakni bahagia dunia dan akhirat.

0 Comments:

Post a Comment