01 Oktober 2009

Jakarta, Kompas - Perawatan secara holistik yang dikenal sebagai pendekatan paripurna pasien geriatri atau ketuaan terbukti bisa meningkatkan kualitas hidup pasien, mempersingkat masa rawat, mengurangi rehospitalisasi, memperbaiki survival atau kesintasan, dan meningkatkan kepuasan pasien maupun perawat. Pendekatan ini juga mengurangi biaya yang harus dikeluarkan pasien. Demikian disertasi Ketua Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Czeresna Heriawan Soejono (46) yang dipertahankan di depan Senat Akademik UI, Selasa (9/1).

Disertasi berjudul Pengaruh Pendekatan Paripurna Pasien Geriatri terhadap Efektivitas dan Biaya Perawatan Pasien Geriatri di Ruang Rawat Inap Akut itu dipromotori guru besar Ilmu Epidemiologi FKM UI, Bambang Sutrisna, dengan ko-promotor guru besar emeritus Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Supartondo, dan Ketua Pembina Peneliti Balitbang Depkes Soewarta Kosen. Czeresna menjadi Doktor Ilmu Epidemiologi dengan IP 3,83.

Menurut Czeresna, pendekatan paripurna pasien geriatri (P3G) mengharuskan dokter tidak saja mempertimbangkan segi fisik, biologik, medik, tetapi juga kemampuan fungsional, status psikokognitif, dan aset psikososial dari pasien usia lanjut. Pendekatan holistik tidak saja mengobati kerusakan organ tubuh, tetapi juga mengatasi hambatan yang dialami pasien.

"Menjadi tua tidak berarti harus sakit-sakitan, pikun, lumpuh atau mengompol. Perawatan yang dilakukan secara interdisiplin oleh tim geriatri berupaya mengatasi hal itu sehingga kualitas hidup pasien meningkat," papar Czeresna. Tim geriatri terdiri atas seorang dokter ahli penyakit dalam, dokter ahli rehabilitasi medik, psikiater, perawat gerontik, dan ahli gizi. Pasien geriatri yang biasanya menderita pelbagai penyakit ditangani oleh dokter ahli penyakit dalam yang akan berkonsultasi dengan dokter ahli lain jika diperlukan. Masalah hambatan fisik, seperti kehilangan kemampuan gerak serta mengalami inkontinensia urin (mengompol), akan ditangani oleh ahli rehabilitasi medik.

Jika ada depresi akan ditangani psikiater. Gangguan gizi yang biasa dialami pasien usia lanjut diatasi dengan bantuan ahli gizi. Perawatan holistik bagi pasien geriatri di Indonesia, demikian Czeresna, sejauh ini telah dilakukan di Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS dr Kariadi Semarang, dan RS dr Sarjito Yogyakarta. Saat ini sudah ada delapan dokter ahli geriatri di Indonesia, yaitu tiga orang di Jakarta, termasuk Czeresna; dua orang di Semarang; dua orang di Yogyakarta; dan satu orang di Bali. Di masa mendatang diharapkan P3G bisa diadopsi oleh manajemen rumah sakit lain. (atk)

Sumber: www.kompas.com, Jumat, 12 Januari 2007

0 Comments:

Post a Comment